HALAMAN

Minggu, 22 November 2015

kurang nya pelayanan maksimal bagi pengguna BPJS



Berobat di RSU dr. Soetomo, pasien BPJS hanya dikasih puyer
LENSAINDONESIA.COM: Pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan belum sepenuhnya sesuai harapan. Salah satunya terjadi di RSUD dr.Soetomo meski sudah check up, Anisa Aulia (3), namun tidak mendapat perawatan dengan baik.
Anak yang mengidap penyakit infeksi paru-paru ini dipaksa harus membeli obat sendiri. “Hanya diberi puyer, obat yang dibutuhkan malah disuruh nebus sendiri,” kata Agus Subagyo, ayah Anisa ketika mendatangi DPRD Kota Surabaya, Senin (6/1/2014).
Agus menceritakan, setelah sempat ditolak RSUD dr. Soetomo, Kamis (2/1/2014), dirinya diterima berobat di RSUD Soewandhi. Namun karena peralatan di rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya itu tidak lengkap, akhirnya dirujuk ke dr. Soetomo. Tidak seperti sebelumnya, meski hanya berbekal surat keterangan dari dinas sosial, pihak rumah sakit sudah membuka tangan.
“Obat puyer harganya dibawah Rp 5 ribu yang ditanggung rumah sakit. Yang diatas itu disuruh beli sendiri, padahal yang dibutuhkan ya itu,” tegasnya.
Pria 42 yang terpaksa tidur di emperan Masjid An-Nur, Karang Menjangan, lantaran tidak memiliki tempat tinggal, harus mengelus dada. Pasalnya, obat resep dokter itu harganya mahal. Obat-obat itu adalah cetspan syr s2 dd 1/2 cth obat paru-paru, sanadryl syr (Sirup) dan imunas.
“Saya sudah ke Farmasi (Apotek) tanya harganya, katanya total Rp 300 ribu, uang segitu saya dapat dari mana?” Tanyanya melas.
Agus mengaku pernah mendatangi yayasan sosial yang biasa membantu pasien miskin. Dia tidak bisa menyebut namanya. Sayang, usahanya itu tidak berhasil. Diakuinya, untuk mendapat bantuan harus melalui proses survey yang membutuhkan waktu kira-kira satu bulan.
Terpisah, Baktiono, Ketua Komisi D DPRD Surabaya,  mengapresiasi langkah rumah sakit yang sudah menerima pasien Jamkesmas non kuota seperti Anisa Aulia. Dia menerangkan, program Jamkesmas dan Jamkesda, untuk pasien yang menggunakan surat keterangan tidak mampu (SKTM) dan pasien tempat tinggal tidak tetap (T4) saat ini  sudah beralih ke Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) Kesehatan.
“BPJS sebagai pemberian kesehatan bagi warga tidak mampu dan biayanya ditanggung negara, termasuk biaya perawatan, rumah sakit, biaya dokter, biaya obat, full termasuk mereka yang masuk di ICU,” katanya.
Meski begitu, politikus PDI Perjuangan ini menyayangkan, rumah sakit yang tidak mau memberikan obat dengan dalih tidak ada dalam program BPJS. Pasalnya, pasien miskin dalam tanggungan negara yang diambilkan dari sumber dana APBN.
“Jadi kalau obat tidak ada, tidak masuk BPJS harus beli di luar, itu kesalahan fatal dari pihak rumah sakit. Kalau tidak ada obat harus minta pemerintah. Ini dalam tanggungan negara,” pungkas Baktiono.@iwan_christiono












 Berobat di RSU dr. Soetomo, pasien BPJS hanya dikasih puyer - Mengadu ke DPRD Kota Surabaya - Baktiono, Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar